Saturday, December 14, 2013

FARCICAL DOUBLE WINNER!!

Yeaaah!! We're rock guys!! We're champion!! Wohooooooooo!!!!

2 tahun berturut-turut men kita jadi juara Liga Korpri, seneng banget parah rasanya ada dipinggir lapangan ngasih sorak sorai buat cowok-cowok supernya farcical.

Apalagi final kemaren tuh menegangkan banget, gol pertama emang dicetak sama tim lawan, terus ojan membalikkan keadaan dibabak kedua, terus dibales lagi, dan terus dibalikkin lagi sama alif. Dan yap, babak kedua abis dilanjut sama babak tambahan tapi gak menghasilkan satu gol pun.

Ketakutan kita semua pun akhirnya kejadian, adu penalti. Iya, adu penalti. Keraz banget vroh! Masing-masing 2 pemain pertama gagal pada eksekusinya. Dan akhirnya ojan memecah kebuntuan. Begitu juga sang eksekutor dari x7. Daniel Jawa Iskandar gagal, 3 dari tim lawan juga gagal. Giliran kita masukin, mereka juga berhasil masukin. Maunya apasih... Gatau apa yang nonton pada ketar-ketir -____-

Kita terus berdoa dipinggir lapangan, mengiringi setiap tendangan yang dilesatkan oleh para pemain. Begitu terus sampe pada ke penendang ke-9, Khalifa, yang pada akhirnya berhasil membuat si kulit bundar bersarang digawang kiper tangguh tersebut. Deg-degan paraah! Tapi akhirnya selesai juga karna  sipenendang dari tim lawan....gagal!

Yeaaaaaah, cewek-cewek kecenya farcical yang daritadi udah lemes ngga kuat diri karna deg-degan ditambah panasnya yang bikin keling ikutan menghambur lari ketengah lapangan! Sumpah ini senengnya masih berasa ampe sekarang. Euforianya ituloh....2 kali tjuy...2 kalii!!!

para pemain saat berdo'a ditengah lapangan


sedangkan dipinggir lapangan cewek-cewek kecenya farcical ikut nyemangatin sambil foto-foto


para pemain saat sebelum pertandingan dimulai

Babak pertama pun berakhir dengan skor 0-1 untuk tim lawan. Kakanda-kakandanya farcical keliatan hopeless banget.. Huhu



si kapten kesebelasan sekaligus ketua kelasnya farcical juga mukanya kusut banget nih

kita pun berdo'a bersama sebelum babak kedua dilanjutkan

 
si kapten lagi ngasih arahan nih.. ayo ayo semangaat!
 Sementara babak kedua berlangsung, cewek-cewek kece tetep setia nih berdiri dipinggir lapangan walaupun panasnya nyengat banget. Panas sih tapi foto tetep jalan teruzz ehehe


Babak kedua pun berakhir dengan skor 2-2




 Cowok super ga boleh kalah.. Yap. Ga. Bo. Leh.

para pemain saat menunggu sang eksekutor penalti menunaikan tugasnya

burhan sang eksekutor pertama dari XII IA 1
Adu penalti pun berakhir hingga pemain ke-9 untuk keduabelah pihak. Dengan skor 4-3 untuk kita dong! Wohooooo
Setelah itu? Wajah lesu yang daritadi menghiasi muka-muka para pemain seketika berubah menjadi wajah penuh rona bahagia :''






Bahagia itu sederhana.. Iya, sederhana :'')

lagi nunggu pembagian medali nih, tjuy




Cheers brother, cheeeeeers!!!

Sang top scorer kita nih, tahun kemarin juga Alif ini dapet predikat sbg top scorer. Congrats, lif!
Saat penyerahan piala bergilir Liga Korpri oleh Kepala Sekolah, didampingi juga oleh Bu Mumun selaku walikelas tercinta :*

Our super-duper-man!

I love you, guys! So much!




Kecup manis buat piala bergilir yang udah 2 tahun gabosen-bosen ada dikelas IA 1. Hihi :*
tengkyuuu #farcicaldoublewinner

Friday, November 15, 2013

Dreaming With A Broken Heart

by John Mayer

When you're dreaming with a broken heart
The waking up is the hardest part
You roll outta bed and down on your knees
And for a moment you can hardly breathe
Wondering, "Was she really here?
Is she standing in my room?"
No she's not, 'cause she's gone, gone, gone, gone, gone....

When you're dreaming with a broken heart
The giving up is the hardest part
She takes you in with her crying eyes
Then all at once you have to say goodbye
Wondering, "Could you stay my love?
Will you wake up by my side?"
No she can't, 'cause she's gone, gone, gone, gone, gone....

Now do I have to fall asleep with roses in my hand?
Do I have to fall asleep with roses in my hand?
Do I have to fall asleep with roses in my hand?
Do I have to fall asleep with roses in my, roses in my hand?
would you get them if I did?
No you won't, 'cause you're gone, gone, gone, gone, gone....

When you're dreaming with a broken heart
The waking up is the hardest part 

p.s: lagunya pas banget buat orang yang sering berangan-angan dg hati yang rusak nih, kaya gue. hehe

Thursday, November 14, 2013

Masih Tanpa Judul

Menjadi sesuatu yang tak nampak memang melelahkan. Ingin mengatakan sesuatu pun tak kuasa.
Lalu saya harus bagaimana? Pergikah? Atau tetap tinggal?

Pergi? Pergi dari mana? Yang dikatakan pergi itu meninggalkan suatu 'tempat' berpindah ke 'tempat' yang baru. Namun perkara ini sangat sulit. Bahkan kau dan saya belum berada disuatu 'tempat' manapun.

Tinggal? Saya bertahan dengan apa? Sudah tak nampak. Tidak bisa berbuat apa-apa pula. Seperti sudah jatuh lalu tertimpa tangga. Saya bisa berbuat apa? Saat mengetahui bahwa dirimu dirindukan oleh oranglain selain saya dan hujan. Tidak ada. Saya hanya terdiam, dalam perasaan kalut seperti buntalan awan hitam saat mendung tiba.

Manusia bodoh macam apa saya ini, yang selalu merasa bahwa senyum yang kau layangkan memang mengarah padaku.

Pada suatu waktu saya pernah menanyakan sesuatu pada seorang teman, dan dia menjawab "kalau kau benar menyayanginya, lakukanlah dengan tulus, maka meski takdir tidak menghampiri kalian, suatu saat kau akan ikhlas melepaskannya."





p.s: you still looks good in blue, cause' one of my favorite is you :))

Monday, October 28, 2013

In Repair

Jadi ini postingan tentang temen-temen gue, tentang kegalauan mereka, tentang keresahan mereka, dan sekarang mereka sedang dalam tahap 'In Repair' katanya..

Sebenernya In Repair itu judul lagu yang dinyanyiin sama John Mayer. Dan belakangan ini kita emang lagi menggilai lagu-lagu galaunya John Mayer, terutama Back To You--kapan-kapan gue juga mau ngepost tentang itu kok, soon ya hehe-- Dreaming With a Broken Heart, ya sama In Repair ini. Hehe

Nah semua ini tuh berawal dari novel yang kita pinjem dari Neng sih ya, judulnya Melbourne penulisnya Winna Efendi. Jadi konsep per-sub-babnya itu keren banget, terdiri dari lagu-lagu yang berasal dari masa lalu si tokoh atau ya emang lagu favorit mereka.

Karena kita penasaran akhirnya kita download deh mulai dari awal sampe akhir, contohnya kaya; Back To You-nya John Mayer, Gotten-nya Slash, You and Me-nya Lifehouse, Life After You-nya Daughtry, One and Only-nya Teitur, Love is No Big Truth-nya Kings of Convenience, Someday We'll Know-nya New Radicals, dan masih banyak lagi pokoknya. Hehe

Intinya kita jatuh cinta sama lagu-lagu lawas mereka, dan yap, pas banget sama kita-kita yang udah mulai pusing sama tugas sekolah yang ga ada abisnya..

Nah ini track list John Mayer yang sebagian udah gue punya. Hehe. Recommended banget lah pokoknya, silahkan kalo mau nyoba dengerin didownload dulu juga boleeh :D


Nah ini nih bukti kongkrit kalo mereka emang sama galaunya kaya gue. Hehehe

In Repair - versi Emet





In Repair - versi Silmi
In Repair - versi Hanny
In Repair - versi gue
Well, semoga aja hati kita bisa secepatnya pulih ya, ladies. Yang penting sih sekarang fokus dulu sama sekolah, sama UN, sama SNMPTN atau SBMPTN, sama sekalian tuh pungutin dulu hati yang masih tertinggal dibelakang, met, han, mi. Hehe untung gue udah.

And for you, yes you, I know you reading this. I wish you never doubt me again. And remember I'll wait until the rest of my life to happen, keep my words ya :))

Wednesday, October 23, 2013

Pulang

Diceritakan oleh : N
Ditulis kembali oleh : Puspita Indira

Kali ini Nara yang memutuskan untuk pergi. Jauh meninggalkan bisingnya Jakarta. Jauh meninggalkan sederet kenangan pahit. Jauh dari segala rutinitas yang membuatnya hampir gila. Dan yang terpenting, jauh dari dia. Sudah terlalu sering pikirnya Ia selalu jatuh dalam lubang yang sama. Terpuruk karna hal yang lagi-lagi selalu sama. Dan kini dengan satu tekad sederhana Nara memutuskan untuk bermuara ke Yogyakarta. Dimana selalu ada rumah untuk kembali pulang.

Akhirnya langkah gontai Nara sampai juga dipelataran stasiun gambir yang memang selalu dipenuhi oleh sebagian warga ibukota. Memulai rutinitas dari sebuah gerbong yang berjalan diatas rel besi berkilo-kilometer panjangnya. Ia sedikit kesulitan berjalan dengan sebuah koper berukuran lumayan besar dan ransel yang mengisi ruang kosong dipundaknya. “Berat,” gerutunya seorang diri. Berjuang mencari-cari kereta yang dimaksud sembari berjubel dengan banyaknya penumpang yang berlalu-lalang.

Peluh terus menetes membasahi pelipis Nara, namun segera diusap oleh punggung tangannya. Kembali Ia menoleh, seperti mencari-cari sesuatu yang tak kunjung datang. “Bodoh,” makinya kemudian. “Buat apa sih nyari-nyari terus kaya gini. Udah pasti dia ga mungkin dateng.” Nara pun melanjutkan pencariannya. Dengan langkah yang lebih mantap, dan menemukannya sepuluh menit kemudian.

Ia terpaku, seakan terlempar kembali ke masa lalunya. Saat gerbong kereta menjadi kenangan dan Dafi sebagai pemeran utamanya. Saat cinta masih menyenangkan dan langit belum temaram.

*****

“Ayo, Ra, ayo lompat!” teriak Dafi dari dalam gerbong kereta sembari mengayun-ngayunkan tangannya. Hari ini Dafi memang menepati janjinya untuk mengajak Nara kembali menaiki kereta dengan arah tujuan ke Bogor. Setelah seminggu yang lalu mereka melewati Ujian Semester Pertama dikelas XI ini. Mereka pikir, mereka patut mendapatkannya.

Awalnya Nara sempat ragu, namun akhirnya Ia mengiyakan ajakan tersebut. Setelah dipikir-pikir mereka sudah lama juga tidak jalan bersama. Mengingat hubungan mereka memang biasa-biasa aja, justru terkesan datar dibandingan dengan pasangan-pasangan lainnya. Karna menurut Nara, buat apa membesar-besarkan masalah yang memang pada dasarnya bukan masalah yang besar.

Jadilah sekarang ini mereka berada distasiun, dan masih berusaha mengejar ketertinggalan kereta yang kian lama kian berjalan semakin cepat. Nara sangat benci lari. Menurutnya Ia terlihat aneh saat berlari, dan, yap, Ia memang aneh saat berlari.

“Aku, hhh hhh hhh, ga bisa, hhh, Daf,” pasrah Nara dengan nafas tersengal-sengal. “Ayo, Ra, kamu pasti bisa!!” pekik Dafi tak memerdulikan pandangan aneh penumpang disekitarnya. Nara kembali berusaha sekuat tenaga, kali ini benar-benar sekuat tenaga. Ia merentangkan tangannya mencari-cari sebuah pegangan, dan hap! tangan kirinya pun berhasil menggapai. Lalu mengayunkan tubuhnya untuk naik kedalam gerbong dan menyambut tangan milik Dafi.

“Akhirnya, Ra!!! Akhirnyaa!!” teriak Dafi ketika Nara berhasil masuk kedalam gerbong kereta. Sedangkan orang yang bersangkutan masih mengatur nafasnya yang berlarian tak karuan. “Minum, hhh hhh hhh,,” satu kata yang keluar dari mulut Nara hanya itu, minum. Diikuti dengan air mineral ditangannya, mereka pun mencari tempat duduk.

Beberapa waktu kemudian mereka pun sudah larut dalam sensasi berada digerbong kereta yang sudah hampir tua tersebut. Dafi sengaja tidak memilih kereta eksekutif karna Ia tahu bahwa Nara juga tidak akan senang berada didalamnya. Terlalu kaku dan dingin, katanya. Nara memang jatuh cinta pada kereta juga balon-balon yang mengudara, menurutnya itu adalah hal terkeren sepanjang masa yang pernah ada. Dan kecintaannya itulah yang membuat Dafi juga ikut mencintai kereta, seperti Ia mencintai Nara.

Suara decitan kerangka besi yang sudah hampir karatan terdengar sangat kentara saat kereta berbelok mengikuti lintasan. Gerbong terasa diayun-ayun karna memang kontur tanah yang tak pernah sama, membuat Nara semakin larut dalam harmonisasi indah disekitarnya. Angin dan sinar matahari berlomba-lomba masuk melalui celah-celah jendela yang dibiarkan terbuka. “Makasih ya, Daf,” Nara berkata dengan seutas senyum paling tulus sebagai jurus andalannya. Membuat Dafi hanya termangu dan mengangguk, lalu kembali diam.

*****

Nara seperti tersedak, saat lamunannya menampilkan potongan-potongan Ia dan Dafi saat menjelajah kota disekitar Jakarta dengan gerbong-gerbong kereta. Entah berapa kali Ia selalu seperti ini, mendapati dirinya melamun dan tiba-tiba potongan kenangan manis dari masa lalunya datang seperti menghantui. Menyesakkan, dan hampir membuatnya sulit bernafas.

Ia segera mencari tempat duduk. Tetapi pikirannya bercabang kemana-mana, tidak adil pikirnya jika hanya Ia yang terus dihantui seperti ini. Sedangkan Dafi? Mungkin sekarang dia sedang bersenang-senang dengan perempuan yang baru lagi. Terakhir Ia dengar kabar tentang Dafi memang katanya telah putus dari Melisa.

Mengingat tentang Melisa dan Dafi membuat nyeri dihati Nara kembali terasa. Membayangkan bagaimana romantisnya reka kejadian mereka ditengah lapangan sekolah. Dafi yang dengan percaya dirinya memegang setangkai mawar merah, bertekuk lutut dihadapan Melisa yang sesekali hanya melirik dengan malu-malu.

Entah berapa pasang mata yang kecewa melihat rentetan peristiwa tersebut. Termasuk Nara, yang saat itu sedang bersama teman-temannya berada dibawah pepohonan, memang sengaja duduk disana karna proses penembakan tersebut sudah santer terdengar seantero sekolah. Riuh ramai siswa-siswi yang menonton menandakan mereka resmi menjadi pasangan baru disekolah mereka.

Nara dan Dafi memang telah lama berpisah. Setelah Nara merasakan ada hal yang berbeda dengan pribadi Dafi lalu melakukan pengamatan, satu kesimpulan yang mencengangkan dapat ditarik oleh Nara---bahwa Dafi menyukai perempuan lain dan Ia berniat serius dengannya. Namun Nara hanya diam, dan berubah menjadi dingin. Tak lama kemudian Dafi memutuskan semuanya. Pergi begitu saja tanpa memberikan Nara kesempatan untuk menjelaskan mengapa Ia berubah menjadi pendiam belakangan ini. Tapi setelahnya Nara tersadar bahwa itu hanya akan sia-sia.
  
Nara pikir itu akan berjalan biasa saja. Hidup tanpa Dafi. Tanpa gerbong kereta. Tanpa candaan yang ga penting sepulang sekolah. Memang biasa saja, hanya saja Dafi-lah yang membuat Nara semakin kesulitan untuk melarikan diri. Sikap Dafi yang masih saja seperti saat masih bersama, membuat Nara berpresepsi bahwa Dafi masih sayang padanya.

Namun sekarang, Nara menyaksikan bagaimana dramatisnya bunga tersebut jatuh ketangan tuan putri yang kini dipuja-puja oleh Dafi tersebut. Nara terpaku. Ia seakan lupa bernafas. Ia seperti kehilangan cahaya mataharinya. Dunia seakan gelap. Karna sekarang bukan lagi Nara yang Dafi sayang. Ia telah kehilangan sesuatu, yang dulu belum sempat Ia jaga dengan baik-baik. Dan kini sudah terlambat.

*****

Kereta mulai berjalan. Meninggalkan sederet kenangan pahit maupun manis. Meninggalkan cinta yang telah lama dikubur mati oleh waktu. Mengikhlaskan semua sakit yang telah lama dideritanya. Menuju kota seribu harapan yang dulu sering didengung-dengungkan oleh Dafi untuk pergi kesana bersama, Yogyakarta.


Dengan keyakinan bahwa suatu saat akan ada mawar lain yang akan membawa kebahagiaan dengan kelopak berjatuhan. Dan Nara akan selalu menunggu, mawar tersebut akan memberikan seluruh kelopaknya.

*************************************************************

Saturday, October 5, 2013

*untitled*

Gue memang manusia lebay, katanya. Dikit-dikit kangen ini, dikit-dikit kangen itu. Masih sama-sama aja juga bisa kangen.

Kaya waktu itu pas lagi di-DPR (re: dibawah pohon rindang) contohnya, kita --- gue, hanny, novia, neng, emet, silmi --- udah siap rapih cantik abis sholat mau olahraga sore-sore. Serunya gini nih, udah kelas XII olahraganya diluar jam pelajaran, terus digabung juga sama kelas lain.

Hari itu hari senin, beruntung banget IPA 1 selalu dapet jadwal selow setiap jam-jam terakhir, sama kaya waktu kelas XI juga. Seni lah, TIK lah. Jadilah setiap mapel itu kita sering mendapatkan momen-momen berharga kaya ketawa bareng, nyampe rahang ikutan sakit karna nganga terus. 

Back to the topic, kita lagi duduk-duduk sambil nunggu Pa Ade dateng, terus sambil ngeliatin anak-anak IPA 1 sama IPA 2 main bola, tiba-tiba omongan gue jadi ngelantur, pas banget sama angin-angin berhembus menggoyangkan dedaunan gue ngomong “parah, gue bakal kangen banget kali ya sama anak-anak kelas” … hening, sempet lama ga ada balesan, terus tiba-tiba ada yang ngomong gini tapi gua lupa siapa “kalo udah kuliah ada waktu gak ya buat ketawa-tawa begini?”, terus banyak sautan sautan yang intinya bakalan kangen kelas tapi gue lupa persisnya gimana.

Saat itu gue mikir, beruntung banget gue punya temen-temen yang tetep solid meskipun susah banget buat kompak. Beruntung banget karena kelas ga diubah-ubah lagi, jadi kita punya waktu 2 tahun bareng-bareng. Beruntung. Banget.

Yah walaupun kelas kita sering dicap yang paling berisik (tapi IPA 2 juga berisik kok, beda tipis lah) dan gabisa apa-apa. Tapi torehan kelas kita lumayan membanggakan loh, menang Juara 1 Liga Korpri antar kelas, ngalahin kelas XII-nya waktu difinal. Menang Juara 3 lomba film antar kelas. Menang ini, menang itu. Dan sederet prestasi lainnya sampe pada akhirnya kelas XI IPA 1 keluar sebagai Juara Umum ke-2. See? Even the incredible things might happen if you guys worth it.. 
 
Terus dilain kesempatan, pas baru aja pulang sekolah, tapi koridor depan kelas udah sepi aja, sisa gue, novia, hanny dan beberapa temen lainnya yang waktu itu lagi piket kaya neng sama silmi, lalu emet mengurusi hatinya yang masih tertinggal dibelakang. Hehe.

Tiba-tiba gue ngomong lagi persis sama kaya yang diatas, ya mungkin beda-beda dikit lah.. Intinya sih tetep gitu. Bedanya, kali ini ga ada respon, semuanya bergeming, tatapan kosong, entah pikiran mereka melayang-layang kemana. Tapi omongan gue emang sekedar pernyataan yang gabutuh kalimat penjelas dibelakangnya. Hanya butuh persetujuan kalo mereka juga bakalan sama kangennya kaya gue. 

Bahkan kata-kata yang paling sederhana pun udah cukup mewakili semuanya..
Bahwa saya, akan rindu kelas ini..

Sunday, September 1, 2013

September

How the time passed away? All the trouble that we gave
And all those days we spent out by the lake
Has it all gone to waste? All the promises we made
One by one they vanish just the same

Of all the things I still remember
Summer's never looked the same
The years go by and time just seems to fly
But the memories remain

In the middle of September we'd still play out in the rain
Nothing to lose but everything to gain
Reflecting now on how things could've been
It was worth it in the end

Now it all seems so clear, there's nothing left to fear
So we made our way by finding what was real
Now the days are so long that summer's moving on
We reach for something that's already gone

Of all the things I still remember
Summer's never looked the same
The years go by and time just seems to fly
But the memories remain

In the middle of September we'd still play out in the rain
Nothing to lose but everything to gain
Reflecting now on how things could've been
It was worth it in the end

We knew we had to leave this town
But we never knew when and we never knew how
We would end up here the way we are
Yeah we knew we had to leave this town
But we never knew when and we never knew how

Of all the things I still remember
Summer's never looked the same
The years go by and time just seems to fly
But the memories remain

In the middle of September we'd still play out in the rain
Nothing to lose but everything to gain
Reflecting now on how things could've been
It was worth it in the end

ps: these lyrics from band who called Daughtry

Monday, August 26, 2013

Karam

Banyak laut tapi tak berdermaga
Hempas kapal tak tentu arah
Angin sepoy terbangkan harap
Diri tersesat bagai si lumba

1 2 jangkar menahan
Cepat ia menyentuh dasar
Luas laut ikut tersedu
Pada jangkar yang tak pulang

Untaian kata dalam bayangmu
Bagai simfoni yang tak tentu
Berpalung laut dalam senandung
Bagai irama tangan penabuh

Dasar hati
Dasar laut
Kau kucari
Dalam mimpi berkabut

Saturday, August 24, 2013

Karna Hidup Banyak Rasa..

Hidup.. Ya.. Banyak sih yang bilang hidup itu banyak rasa; manis ada, pait ada, asem ada, kecut juga ada. Itusih ketek. Naik turun naik turun naiiiiiiiik nyampe ga turun-turun juga ada. Berlika-liku kaya digang-gang kampung sempit juga ada. Belok kanan belok kiri muter perempatan terus ngaso dulu dipengkolan juga ada. Banyak deh, mau dijabarin semua ge ngga kelar-kelar.

Yaiyalah mbakyu banyak rasanyaa, kan peristiwa yang kita alamin tiap hari aja pasti beda-beda. Life is  full of wonderful surprises, rite? Tergantung gimana reaksi kita aja saat kita dapet kejutan tak terduga itu. Nah rekasi ono noh yang menyebabkan hidup lo banyak rasanya, mau terkaget-kaget, terbahak-bahak, tersedu-sedu, terjingkrak-jingkrak-kesenangan, ter-deg-degan-karna-ada-si-itu, hmm mau gak yaa.

Jujur nih, hidup yang sering gue alamin itu tipenya expert banget deh, bikin deg-degan melulu, banyak resiko serangan jantungnya, parah parah udah kaya mau UN tiap hari. Sebenernya sih ga parah-parah bingit siiih, tapi yaa gitu deh.

Tapi gue tetep bersyukur kok, justru malah seru lagi kalo hidup tuh ngga datar-datar amat. Kadang kita harus keluar dari zona aman kita kalo mau jadi orang sukses. Ngga cuman stuck di keadaan yang menguntungkan kita aja. Mentang-mentang udah jelas keuntungannya jadi gamau nyoba hal baru, sayang lagi, siapa tau aja keuntungan yang kita dapet jauh lebih besar dari yang sebelumnya.

Emang ga ada yang ngejamin sih kita bakalan langsung berhasil waktu pertama kali kita melangkahkan kaki keluar dari zona aman kita, katakanlah kita gagal, jatoh, terjerembap, nyungsep, ya obatnya cuman satu; bangun lagi :D

Kan udah dibilang hidup itu banyak rasanya, sayang kan kalo kita hidup cuman sekali tapi belom pernah ngerasain semua rasa yang masih menjadi misteri dikemudian hari nanti?
Rasanya seneng susah sedih gagal sukses sakit hati kangen, rasanya rasa saat kita pengen ngerasain rasa yang belum pernah kita rasain. Nahloh

Rasa itu kita yang nentuin sendiri lagi, takarannya, kadarnya, volumenya, massanya, semua-mua-muanya itu lebih baik dan jauh lebih nikmat kita yang nentuin sendiri.

Karna manisnya versi gue sama versi kalian pasti beda kan? Kalo kemanisan juga jatohnya jadi pait. Ngga enak, bukan manis lagi. Dark chocolate aja yang coklat murni rasanya rada pait gitu, ngga semanis coklat susu.

Naaaaah, jadi hidup itu baik rasa, alur, tujuan, prinsip, cuman diri kita sendiri yang boleh tentuin. Orang lain? Mereka kan juga punya jalan cerita masing-masing. Kita cukup berbagi rasa aja sama mereka yang paling manis, yang penuh warna-warni supaya hidup kita juga ada manfaatnya buat oranglain.
Setidaknya bikin orang lain senyum deh yang paling sederhana :) hihihi

Sunday, May 12, 2013

Keep Moving Forward

Maybe, this is based on true story...
But surely, this is indeed on true story..

Lucu ya, saat kita dituntut untuk tetap menjalani hidup agar terus bertahan dan menjaga keseimbangan duniawi. Tapi disisi lain, kita jadi ga sadar hal kecil apa aja yang udah kita lewatin secara cuma-cuma.

Kecil.. kecil.. lama-lama hal yang kemarin kita lewatin itu berubah jadi sesuatu yang besar, sesuatu yang berbeda. Sampe-sampe kita pun ga tau harus berbuat apa untuk ngembaliin semuanya kaya semula.

Sesuatu yang pergerakkannya lamban memang terkadang suka luput dari pengawasan kita sih yaa. Kadang ga keliatan, tapi tiba-tiba muncul dengan sosok yang berbeda. Ngerepotin hati aja tuh kalo yang tiba-tiba muncul sosoknya udah dalam sosok perasaan. Hehe.

Yap, sesuatu dari masa lalu yang udah berubah emang ga mungkin bisa kembali kaya semula lagi. Faktanya, kita cuma dikasih 2 pilihan mau diapakan sesuatu itu nantinya, which is:
Yang pertama, kita bisa tetap stuck dan hanya menyesali tanpa berbuat apapun.
Yang kedua, kita bisa move dan terus melangkah untuk tetap menjaga keseimbangan hidup.






Jadii, seperti kata-kata yang ada digambar diatas, kita harus bisa jadi manusia yang selalu maju kedepan, dengan selalu beryukur pada apa yang telah Ia berikan hari ini.
Bukan menjadi manusia yang selalu sibuk hidup dimasa lalu, dan menyesali sesuatu yang telah pergi.