Tuesday, January 17, 2017

2016

2016 is such an incredibly yet surprisingly year for me.

2016..
Tahun dimana gue banyak belajar pengalaman-pengalaman baru
Pengalaman-pengalaman yang ga pernah gue sangka sebelumnya

Kehilangan-kehilangan tak terduga yang tega merampas kenangan manis
Dengan takdir yang merenggutnya sedemikan rupa tragis

Perubahan-perubahan emosional yang gue alamin dalam kurun waktu setahun, dengan ajaibnya mengubah cara pandang seorang perempuan yang hidup dikota perantauan
Melakukan pemantasan diri, mengokohkan identitas agar diakui

Persahabatan-persahabatan yang terjalin menghangatkan pinggiran kota yang terkadang terlalu sibuk dengan hiruk pikuknya
Lima hari dalam seminggu selalu bertemu membuat semakin terasa rindu jika berjarak, meskipun lebih banyak disibukkan tugas dengan segala macam rupa nama dan bentuknya tetapi sengaja dibedakan agar terdengar ciamik
Terlebih lagi dengan orang orang yang hanya terpisahkan bilik-bilik kecil yang biasa disebut kamar, setiap hari yang dibumbui candaan-candaan receh diikuti tawa renyah dari orang-orang yang awalnya terpisahkan ego namun runtuh dengan rasa persaudaraan yang ternyata lebih dekat seperti keluarga

Perjalanan-perjalanan hati, yang pada akhirnya membawa pada banyak sementara-sementara yang fana dan melelahkan
Meskipun emang ga ada salahnya untuk memulai lagi, entah kenapa sulit rasanya untuk percaya, semoga tidak lagi kecewa..

So please 2017, surprise me then.

Sunday, April 10, 2016

Bacalah hingga habis, tapi jangan menangis..

Terimakasih kepada seluruh semesta beserta isinya yang telah bekerjasama mempertemukan kita.
Terimakasih kepada seluruh firasat yang mengingatkanku untuk selalu mendo'akan keselamatanmu.
Terimakasih untuk beberapa buah tomat yang pernah kau minum, semoga mata-mu selalu sehat.

Terimakasih kepada koridor-koridor SMA yang dulu pernah kau gunakan untuk menghindari hujan dan panas, juga kepada karpet mushola yang kau gunakan saat sholat dhuha dan dzuhur, juga kepada bangku-bangku kantin yang telah mempersilahkanmu duduk mengisi perut, meskipun mungkin ada beberapa hal yang berubah saat angkatanku menempatinya.
Terimakasih kepada Mang Kumis penjaga sekolah yang pernah tersenyum kepadamu, kepada seluruh siswa, dan kepadaku.
Terimakasih kepada Bu Elzi yang telah mengajarkanmu ilmu fisika, agar kau tahu bahwa tanpa hukum gravitasi pun aku bisa jatuh bebas kearahmu.

Terimakasih kepada abang ketoprak yang telah menyelamatkan kelaparanmu malam-malam.
Terimakasih sudah pernah meminjamkan sendal, mentraktir eskrim, bahkan adikku juga pernah kau belikan.
Terimakasih karna sudah mau mengorbankan helm-mu untuk kutempelkan sticker minion yang kudapat dari permen lolipop.
Terimakasih untuk air dan malkist coklat yang kau suguhkan saat aku dan teman-teman mampir sehabis lari pagi.
Terimakasih untuk gula-gula, untuk kulit ayam, untuk oleh-oleh, untuk jambu dipekarangan rumahmu (p.s: ibu, dan adik-adik suka, bahkan bude, pakde, tante, sama om juga suka)

Terimakasih untuk semua doa yang kau panjatkan selepas sholat 5 waktu dan sepertiga malam yang akhir.
Terimakasih untuk doa-doa sederhanamu namun menyentuh saat aku mengulang tahun.
Terimakasih untuk semua nasihat dan bimbingan sekaligus teguranmu selama ini.

Terimakasih untuk semua mimpi yang pernah kita bagi.
Terimakasih karna pernah bertukar cerita masa kecil, foto, ataupun pengalamanmu, semoga anakmu kelak tidak menabrak gerobak bubur seperti kamu dulu. Hehe

Terimakasih karna sudah begitu sabar, dewasa, dan tidak gegabah saat menghadapi emosi dan amarahku saat aku cemburu membabi buta.

Terimakasih karna sudah berani kerumah untuk bertemu bapak dan ibu saat lebaran dan memberikan oleh-oleh. (p.s: arum manisnya enak)

Terimakasih karna sudah sangat baik kepada keluargaku, mbahti, pakde-bude, om dan tante, sepupu-sepupuku (p.s: sebenarnya eyang ingin bertemu tapi tidak pernah sempat).
Terimakasih karna telah sangat baik kepada ibuku, memberinya senyum, dan menanyakan kabarku kepadanya lewat whatsapp.
Terimakasih karna telah menjaga mereka saat aku tidak dirumah..

Terimakasih untuk adikmu yang cantik dan baik hati, yang selalu menegur sapa saat berjumpa. Salam buatnya semoga Ia diterima di UNJ dan menjadi guru yang penyayang.
Terimakasih untuk ayahmu yang waktu itu diam-diam mencuri pandang saat ibumu menunjukku memberitahu dari dalam mobil, Halo Om, anakmu hebat.
Terimakasih untuk ibumu yang telah melahirkanmu kedunia hingga bisa bertemu aku, terimakasih karna sudah sangat baik dan ramah, sampaikan maafku karna belum sempat kerumah.

Terimakasih untuk beberapa tahun belakangan ini..
Terimakasih karna sudah hadir disaat waktu yang sangat tepat, menyelamatkan dan menyembuhkan..
Terimakasih kepada sudut jalan yang kau gunakan saat kau membakar sate dihari pertama kali kita bertemu, terimakasih karna sudah hadir saat itu..
Terimakasih dan maaf..
Maaf aku menangis lagi tadi pagi..
Maaf aku menjadi sangat menyebalkan..
Maaf karna aku tidak bisa menjadi egois untuk memintamu menunggu lebih lama lagi..
Aku tidak mau kau kehilangan angan yang sudah kau bangun selama ini..
Maaf..

Semarang, jarak memang menyesakkan.

Tuesday, December 15, 2015

He Deserve Better



Have you ever think that yourself is not good enough for someone special in your life?
That he deserve better?

Kita pasti pernah sesekali mendapat pemikiran seperti itu, tiba-tiba melintas saat kita sedang dijalan atau sedang berada dikeramaian. Tentang apakah kita sudah cukup baik baginya, atau apakah kita sudah cukup pantas untuk bersanding dengannya.

Pada hakekatnya manusia memang seperti itu.. Merendah.. Tidak percaya diri.. Tidak percaya akan kemampuan yang ada pada dirinya.. Tidak percaya bahwa ada orang lain yang percaya pada dirinya..

Dan saat-saat seperti itulah yang sering muncul ketika kita dihadapkan pada sebuah persepsi apakah kita benar-benar pantas..

Beberapa orang mengatakan bahwa kau mencintai seseorang dan menganggap dia pantas mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik darinya, maka lepaskanlah lalu biarkan ia mencari seseorang yang pantas baginya..

Tapi benarkah kau akan melepaskannya?

Benarkah bahwa kau ikhlas melihat orang yang kau cintai memilih orang lain?

Benarkah kau akan membiarkannya mencari pengganti dirimu?

Kurasa tidak ada seorang pun didunia ini yang bisa mengorbankan cintanya seikhlas seorang Ibu yang ikhlas melepas anak gadisnya dipinang oleh seorang pemuda..

Kurasa jika kau benar-benar mencintainya justru kau akan berusaha untuk berubah menjadi seorang yang jauh lebih baik lagi..

Kau akan berusaha memantaskan diri untuknya..

Kau akan berusaha menjadi seorang yang pantas ia miliki..

Because he deserve better..
So, you have to be better..

Sunday, September 20, 2015

Kura

Sang kura si pemalu
Kalau berjalan pun orang tak tahu

Suatu hari sang kura jatuh hati
Pada seekor macan
Yang hendak mencari sasaran

Tau apa si kura tentang percintaan
Tau-tau ia malah jadi korban


31/07/2015