Monday, December 17, 2012

Rumah

Well, ada berapa banyak definisi yang mampu menggambarkan seperti apa rumah itu? Satu? Dua? Atau bahkan terlampau banyak? Pada hakekatnya, rumah itu adalah wujud dari bentuk tujuan terakhir untuk semua hal yang pernah pergi dan ingin kembali. Entah kapanpun itu, 'rumah' tersebut tetap berada disana, ditempat yang seharusnya. Ia tidak akan pernah berkhianat lantas ikut pergi meninggalkan tempat semula, ia tidak akan pernah lelah karna dibuat menunggu oleh sesuatu yang meninggalkannya pergi.

Pada suatu saat, Saya pernah bertanya pada seorang anak laki-laki yang sedang bermain mobil-mobilan didepan rumah. "Dek, kok ga pulang?". Saya bertanya iseng.
Satu.. Dua.. Hening.. Anak laki-laki tersebut masih pada pendiriannya, bergeming.
"Dek..." saya pun dibuat gemas. Sedangkan anak laki-laki tersebut? Tetap terdiam memandangi orang asing yang telah berubah kasta dari yang-pd-nya-selangit menjadi orang-terkacang-sepanjang-masa.
"Dek, apa ga dicari mamanya?" sudah kacang, malah bertanya lagi.
"Belum dapat sinyal supaya pulang." Gotcha! Syukurlah ternyata dia bisa bicara. HA-HA.
Lah, dia malah ngelantur. "Maksudnya? Sinyal dari mana?"
"Dari sini niiih," kemudian ia menunjuk-nunjuk dadanya.
Satu menit.. Dua menit..
Anak tersebut pun pulang.. Sepertinya Ia telah mendapatkan 'sinyal'-nya tersebut.

Lalu saya tenggelam pada perkataannya tadi..
Hingga pada akhirnya saya mengerti kenapa anak tersebut berkata "belum dapat sinyal", karna setiap sesuatu yang 'pergi' dari 'rumah' pasti akan pulang dengan sendirinya. Takdir yang akan membawanya kembali, meski ia lupa jalan mana yang harus ia lewati.

Diam-diam saya melafalkan do'a dalam hati, berharap agar kamu segera pulang. Kembali pada rumah, tempat dimana seharusnya kamu berada.
Disini.. Disamping saya..

No comments:

Post a Comment